Senin, 31 Maret 2014

Penyitaan dan Penghancuran Samsung Galaxy S4S Palsu

Siapa yang tidak tergiur untuk memiliki smartphone branded namun dengan harga ekonomis? Bermunculannya fenomena smartphone branded palsu alias KW, menjadi wabah di tengah maraknya persaingan antar vendor smartphone. Alih-alih membawa kesenangan bagi konsumen berkantong tipis untuk memiliki smartphone "canggih", justru pemilik smartphone palsu wajib waspada. Karena smartphone palsu akan segera ditertibkan, disita dan dihancurkan. Seperti dilansir dari phonearena, penertiban ini dimulai dari smartphone bermerk Samsung Galaxy S4S palsu di Jerman. Memang bukanlah hal yang aneh, jika menemukan berlimpahnya smartphone palsu di China dan negara-negara Asia. Tapi bagaimana halnya jika smartphone palsu kian marak di daratan Eropa? Itu sebabnya pemerintah Jerman sangat terkejut menemukan tidak kurang dari 250 unit smartphone Samsung Galaxy S4S palsu dalam pengiriman yang tiba dari Hong Kong di bandara Stuttgart pada bulan ini. Menurut surat kabar lokal yang bernama Stuttgarter Nachrichten, petugas Bea Cukai di bandara Stuttgart menjadi curiga setelah pemilik kiriman kargo bersikeras mengatakan bahwa isi kargo tersebut hanyalah kabel elektronik yang nilainya hanya USD$ 2000. Para petugas membuka semua paket kargo tersebut, dan sungguh terkejut saat menemukan ratusan smartphone palsu bermerek Samsung Galaxy S4S. Kabarnya, handset ini tidak seharusnya mulai dijual di Jerman, namun lebih dulu dijual ke Georgia. Maka terkuaklah salah satu jaringan rantai smartphone palsu Samsung Galaxy S4S di Jerman. Semua smartphone palsu sebanyak 250 unit tersebut langsung disita dan dihancurkan dengan palu godam oleh pihak berwenang di Jerman. Kini pemerintah Jerman tengah menelusuri jaringan pemalsu smartphone lainnya. Karena tidak tertutup kemungkinan pengiriman smartphone KW ini bukan kali pertama terjadi di Jerman. Bagaimana dengan Indonesia? tanah air tercinta ini ternyata masih menjadi surga bagi penjualan smartphone KW alias smartphone branded palsu. Beberapa sentra penjualan ponsel seperti di Roxy dan Mangga Dua kerap dijadikan lokasi bisnis strategis untuk memasarkan smartphone branded abal-abal ini. Sebagian besar smartphone KW adalah buatan China, dengan disain, logo, hingga spesifikasi yang nyaris menyerupai produk aslinya. Bedanya adalah garansi produk dan kualitas smartphone yang tentu berbeda dengan aslinya. Namun dengan kasus ini, bagi Anda yang memang berminat untuk membeli smartphone branded namun budget belum memungkinkan, lebih baik menabung saja dahulu. Atau, memilih smartphone original yang memiliki spesifikasi lebih sederhana. Dan membeli smartphone di retail store atau outlet resmi, bukan sembarang toko. Karena bukan tidak mungkin, penertiban dan penyitaan smartphone palsu juga akan dilakukan di Indonesia.

Mengenal Enzim dan Fungsinya

Enzim merupakan biomolekul protein yang dapat membantu mengoptimalkan proses reaksi di dalam sebuah reaksi yang bersifat kimia. Molekul yang wujud pertamanya dikenal dengan nama substrat akan dioptimalkan perubahannya menjadi molekul yang lebih sederhana dan biasanya disebut produk. Dalam proses tersebut, enzim mampu mempercepat lintasan metabolisme. Ia bekerja dengan melakukan reaksi bersama dengan molekul pada substrat. Kinerja enzim ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain suhu, kofaktor, keasaman, dan inhibitor. 

Pada faktanya, terdapat beragam macam-macam enzim. Masing-masing enzim ini bereaksi pada substrat yang berbeda-beda dan menghasilkan produk yang juga berbeda. Dalam ilmu biologi, enzim-enzim tersebut dikelompokkan ke dalam 3 golongan yakni enzim karbohidrase, enzim Protease dan juga enzim esterase. Ketiga golongan enzim ini terdiri atas beberapa jenis enzim. 
Adapun macam-macam enzim yang dimaksud sebagai berikut: 

Golongan Enzim Karbohidrase 

Golongan enzim ini terdiri atas beberapa jenis enzim antara lain: 
Enzim selulose yang berperan mengurai selulosa atau polisakarida menjadi senyawa selabiosa atau disakarida.
Enzim amylase yang berperan mengurai amilum atau polisakarida menjadi senyawa maltosa, yakni senyawa disakarida. 
Enzim pektinase yang berfungsi mengurai petin menjadi senyawa asam pektin. Enzim maltosa yang berfungsi mengurai maltosa menjadi senyawa glukosa. 
Enzim sukrosa yakni enzim yang berperan mengubai sukrosa menjadi senyawa glukosa dan juga fruktosa. 
Enzim laktosa yakni enzim yang berperan mengubah senyawa laktosa menjadi senyawa glukosa dan juga galaktosa. 

Golongan Enzim Protase 

Adapun macam-macam enzim yang masuk ke dalam golongan ini antara lain: Enzim pepsin yang berperan memecah senyawa protein menjadi senyawa asam amino. 
Enzim tripsin yakni enzim yang berperan mengurai pepton menjadi senyawa asam amino. 
Enzim entrokinase yakni enzim yang berperan mengurai senyawa pepton menjadi senywa asam amino. Enzim peptidase, enzim berperan dalam mengurai senyawa peptide menjadi senyawa asam amino. Enzim renin, berperan sebagai pengurai senyawa kasein dan juga susu. Enzim gelatinase, berperan dalam mengurai senyawa gelatin. 

Golongan Enzim Esterase 

Macam-macam enzim yang masuk ke dalam golongan yang satu ini antara lain: 
Enzim lipase, berperan dalam mengurai lemak menjadi senyawa gliserol dan juga asam lemak. 
Enzim fostatase, berperan dalam mengurai suatu ester dan mendorong terjadinya pelepasan asam fosfor.

Selasa, 25 Maret 2014

Abrasi Air Laut




          Abrasi merupakan ancaman keasrian hampir semua pantai di Indonesia. Pulau Bali sebagai salah satu daerah tujuan wisata di Indonesia terkenal memiliki keindahan alam yang tersebar mulai daerah pegunungan hingga kawasan pantai. Namun belakangan ini kondisi pantai-pantai di pulau Bali mengalami abrasi yang cukup parah. Abrasi merupakan pengikisan tanah oleh air laut. Abrasi yang tersebar di seluruh kawasan pantai di pulau Bali telah mengakibatkan kerusakan terhadap berbagai hak milik dan prasarana umum seperti: areal pertanian, kebun, pemukiman penduduk, jalan, tempat-tempat ibadah (pura), dan resort pariwisata.

            Dua penyebab abrasi adalah alam dan ulah manusia. Contoh penyebab abrasi oleh alam yaitu abrasi yang terjadi di Pantai Kuta sejak tahun 2000 akibat terjangan ombak laut yang makin lama makin parah hingga kini mengingat ombak yang disertai angin kencang terus meliputi pantai Kuta. Hal itu bertambah parah karena pantai kian hari makin tergerus air laut bahkan air laut sempat mencapai jalan raya sehingga jalanan dipenuhi oleh pasir. Selain itu proses fragmentasi sediment juga merupakan penyebab abrasi karena butiran pasir/sediment kasar lambat laun akan mengalami proses fragmentasi menjadi butiran halus yang lebih mudah terbawa oleh arus dan ombak. Perubahan suhu bumi akibat pemanasan global juga telah menyebabkan kenaikan elevasi air laut sehingga pertambahan energi gelombang laut yang meningkatkan kemungkinan terjadinya erosi.

          Namun penyebab kerusakan pantai lebih banyak karena ulah manusia seperti perusakan karang pantai, penebangan bakau, penambangan pasir, serta bangunan yang melewati garis pantai. Selain itu penggalian karang menyebabkan pertambahan kedalaman perairan dangkal yang semula berfungsi meredam energi gelombang, akibatnya gelombang sampai ke pantai dengan energi yang cukup besar.

            Kondisi tersebut di atas perlu ditangani bersama antara instansi-instansi terkait guna mencegah erosi yang berkelanjutan dan jika mungkin "mengembalikan" (merehabilitasi/merestorasi) fungsi pantai sebagai kawasan umum, wisata, dan prasaranan social-religius masyarakat. Dalam hal ini pemerintah memiliki peranan sangat besar yakni dalam usaha membangun pengaman pantai. Pengaman pantai bertujuan untuk mencegah erosi pantai dan penggenangan daerah pantai akibat limpasan gelombang (overtopping). Berdasarkan strukturnya pengaman pantai dibedakan menjadi dua, yaitu pengamanan "lunak" (soft protection) dan pengamanan keras (hard protection).

Pengamanan lunak dilakukan dengan tiga cara yaitu:

1. Pengisian Pasir
     Pengisian pasir bertujuan untuk mengganti pasir yang hilang akibat erosi dan memberikan perlindungan pantai terhadap erosi dalam bentuk system tanggul pasir. Hal yang harus diperhatikan adalah lokasi pasir harus memiliki kedalaman yang cukup sehingga pertambahan kedalaman akibat penggalian pasir tidak mempengaruhi pola gelombang dan arus yang pada gilirannya akan mengakibatkan erosi ke pantai-pantai sekitarnya.

2. Terumbu Karang
      Terumbu karang merupakan bentukan yang terdiri dari tumpukan zat kapur. Bentukan terumbu karang dibangun oleh hewan karang dan hewan-hewan serta tumbuhan lainnya yang mengandung zat kapur melalui proses biologi dan geologi dalam kurun waktu yang relative lama. Fungsi terumbu karang selain sebagai bagian ekologis dari ekosistem pantai yang sangat kaya dengan produksi perikanan juga melindungi pantai dan ekosistem perairan dangkal lain dari hempasan ombak dan arus yang mengancam terjadinya erosi.

3. Hutan Bakau (mangrove forest)
      Hutan bakau merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, yang didominasi oleh beberapa jenis pohon yang mampu tumbuh dan berkembang pada daerah pasang surut pantai berlumpur. Fungsi dari hutan bakau selain sebagai tempat wisata dan penghasil kayu adalah sebagai peredam gelombang dan angin badai, pelindung erosi, penahan lumpur dan penangkap sediment.

Pengamanan keras dilakukan dengan 5 cara, yaitu:

1. Revetment
      Revetment adalah stuktur pelindung pantai yang dibuat sejajar pantai dan biasanya memiliki permukaan miring. Strukturnya biasa terdiri beton, timbunan batu, karung pasir, dan beronjong (gabion). Karena permukaannya terdiri dari timbunan batu/blok beton dengan rongga-rongga diantaranya, maka revetment lebih efektif untuk meredam energi gelombang.

2. Seawall
       Seawall hampir serupa dengn revetment, yaitu dibuat sejajar pantai tapi seawall memiliki dinding relative tegak atau lengkung. Seawall pada umumnya dibuat dari konstruksi padat seperti beton, turap baja/kayu, pasangan batu atau pipa beton sehingga seawall tidak meredam energi gelombang, tetapi gelombang yang memukul permukaan seawall akan dipantulkan kembali dan menyebabkan gerusan pada bagian tumitnya.

3. Groin (groyne)
               Groin adalah struktur pengaman pantai yang dibangun menjorok relative tegak lurus terhadap arah pantai. Bahan konstruksinya umumnya kayu, baja, beton (pipa beton), dan batu.

4. Pemecah Gelombang Sejajar Pantai
           Pemecah gelombang sejajar pantai ini dibuat terpisah ke arah lepas pantai, tetapi masih di dalam zona gelombang pecah (breaking zone). Bagian sisi luar pemecah gelombang memberikan perlindungan dengan meredam energi gelombang sehingga gelombang dan arus di belakangnya dapat dikurangi. Pantai di belakang struktur akan stabil dengan terbentuknya endapan sediment.

5. Stabilisasi Pantai
          Stabilisasi pantai dilakukan dengan membuat bangunan pengarah sediment seperti tanjung buatan, pemecah gelombang sejajar pantai, dan karang buatan yang dikombinasikan dengan pengisian pasir. Metoda ini dilkukan apabila suatu kawasan pantai terdapat defisit sediment yang sangat besar sehingga dipandang perlu untuk mengembalikan kawasan pantai yang hilang akibat erosi.

             Pada saat ini, konsep pengamanan di atas akan dan sedang diterapkan, misalnya untuk pantai Sanur, Nusa Dua, dan Kuta. Sedangkan untuk Pura Tanah Lot diamankan dengan pemecah gelombang terendam. Dalam hal ini kita sebagai Warga Negara yang baik hendaknya ikut beperan dalam proses pengamanan pantai tersebut, yaitu dengan ikut melestarikan ekosistem laut beserta isinya, melakukan pembangunan sesuai peraturan yang berlaku agar tidak melewati garis pantai, serta tidak melakukan penambangan pasir atau perusakan karang. Jika hal itu dapat kita wujudkan, alhasil abrasi tidak menjadi masalah besar lagi bagi Bali.

Sejarah Singkat Universitas Jember



Cikal bakal Universitas Jember berasal dari gagasan  dr. R. Achmad bersama-sama dengan R. Th. Soengedi dan R. M. Soerachman  yang bercita-cita mendirikan perguruan tinggi di Jember. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut pada tanggal 1 April 1957, ketiganya membentuk panitia yang diberi nama Panitia Triumviraat dengan komposisi Ketua dr. R. Achmad; Penulis R. Th. Soengedi, dan Bendahara R. M. Soerachman.
Selanjutnya Panitia Triumviraat ini pada tanggal 5 Oktober 1957 membentuk yayasan dengan nama Yayasan Universitas Tawang Alun (disahkan dengan Akta Notaris tanggal 8 Maret 1958 Nomor 13 di Jember). Yayasan Universitas Tawang Alun inilah yang kemudian mendirikan universitas swasta di Jember dengan nama Universitas Tawang Alun yang kemudian disingkat UNITA. Dalam perjalanannya, ketiga tokoh tersebut mendapatkan dukungan penuh Bupati Jember saat itu, R. Soedjarwo.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri PTIP No. 151 Tahun 1964 tanggal 9 Nopember 1964, tentang didirikannya Universitas Negeri di Jember. Usaha tanpa kenal lelah sejak tahun 1957 itu akhirnya berhasil menjadi kenyataan, Universitas Negeri Djember berdiri !
Pada awal berdirinya pada tahun 1964, Universitas Negeri Djember yang disingkat UNED, memiliki lima fakultas, terdiri dari Fakultas Hukum di Jember, dengan cabangnya di Banyuwangi, Fakultas Sosial dan Politik dan Fakultas Pertanian di Jember, Fakultas Ekonomi dan Fakultas Sastra di Banyuwangi. Dengan rektor pertama dijabat oleh dr. R. Achmad.
Kepemimpinan dr. R. Achmad dilanjutkan oleh Letkol. Soedi Harjohoedojo (1967-1969), Letkol. Soetardjo, SH (1969-1978) dan Kol. Drs. H. R. Warsito (1978-1986). Baru semenjak tahun 1986, rektor Universitas Jember dijabat oleh sivitas akademika-nya sendiri, yakni oleh Prof. Dr. Simanhadi Widyaprakosa (1986-1995), Prof. Dr. Kabul Santoso, MS (1995-2003), Dr. Ir. T. Sutikto, MSc (2003-2011) dan Drs. Moh. Hasan, Msc Ph.D (2012 sampai sekarang).


Macam - Macam Pandan

Pandan merupakan golongan tumbuhan monokotil dari genus Pandanus. Sebagian besar anggotanya merupakan tumbuh di pantai-pantai daerah tropika. Anggota tumbuhan ini dicirikan dengan daun yang memanjang (seperti daun palem atau rumput), seringkali tepinya bergerigi. Akarnya besar dan memiliki akar tunjang yang menopang tumbuhan ini. Buah pandan tersusun dalam karangan berbentuk membulat, seperti buah durian. Ukuran tumbuhan ini bervariasi, mulai dari 50cm hingga 5 meter, bahkan di Papua banyak pandan hingga ketinggian 15 meter. Daunnya selalu hijau (hijau abadi, evergreen), sehingga beberapa di antaranya dijadikan tanaman hias.

Jenis – Jenis Pandan
Jenis-jenis pandan yang dipakai pada umumnya adalah pandan putih dan
pandan hijau (Widjaja et al1989). Jenis-jenis pandan yang lain diantaranya adalah
sebagai
berikut :

1.                 Pandan Duri (Pandanus tectorius)

Salah satu jenis pandan yang hidup tersebar luas di daerah-daerah terbuka
di dataran rendah adalah pandan duri.




Ukuran tinggi batang mencapai 4 –14 m dan memiliki diameter penutupan tajuk
yang sama, biasanya tumbuh pada ketinggian 20 –600 mdpl, dan menghasilkan daun 10 –300 lembar per batang per tahun (Thomson et al2006). Pandan ini memiliki banyak cabang, daunnya berwarna hijau dengan panjang 90 –150 cm dan lebarnya mencapai 4 cm (Purseglove 1972). Di daerah Jawa, jenis ini di kenal ada empat macam yaitu jenis samak, litoralis, laevis, dan variegates (Widjaja et al1989). Lebih lanjut Widjaja et al (1989) menyatakan jenis pandan yang termasuk jenis samak adalah pandan betook, pandan jaksi, pandan jaraim, pandan kapur, pandan duri, pandan tikar, pandan cucuk, pandan semak dan pandan ijo yang masing-masing terdapat di Pulau Bawean, Tasikmalaya, dan Tangerang.




2.         Pandan Mengkuwang (Pandanus artocarpus)



Jenis pandan ini tumbuh mencapai 20 m, biasanya terdapat di sebelah selatan Malaya dan pada bagian yang berdekatan dengan Indonesia. Panjang daunnya mencapai 600 cm dan lebarnya 15 cm serta digunakan untuk membuat tikar (Purseglove 1972).
Mengkuwang banyak tumbuh di dataran rendah, terutama daerah yang
dekat laut. Daunnya sudah umum digunakan untuk membuat tikar dan topi di Sumatra dan Bangka (Widjaja et al1989)

3.                 Pandan Kowang (Pandanus furcatus)



Pandanus furcatus dikenal juga dengan Pandanus houlettii Carriere, Pandanus lais Kurz, dan Pandanus pseudolais Warb (Anonim 2008c). Tumbuhan ini terdapat di Jawa, Sumatera dan pulau-pulau lain di Indonesia serta di gunakan oleh penduduk sebagai bahan baku anyaman (Widjaja et al1989).
Lebih lanjut Widjaja et al (1989) menyatakan bahwa jenis pandan ini tumbuh di dataran rendah hingga dataran tinggi, dan biasanya di tempat-tempat yang agak rindang di tengah hutan.
Pandan ini memiliki tinggi batang mencapai ±11 m, tegak, berwarna putih kotor, memiliki daun tunggal berwarna hijau dan berbentuk lanset dengan ujung daun lancip dan tepi daunnya bergerigi serta panjang daun mencapai 75 – 90 cm dan lebar 3 –5 cm (Anonim 008c).

4.                 Pandan Sepejam (Pandanus bicornis)



Panjang daun pandan ini mencapai 120 cm dengan lebar 5 cm, dan digunakan untuk membuat anyaman tikar dan topi (Widjaja et al1989).Lebih lanjut Widjaja et al(1989) menyatakan bahwa daun yang digunakan untuk anyaman pandan biasanya daun yang tua dan akan menghasilkan anyaman yang berwarna hijau kotor sehingga jenis anyaman ini tidak banyak disukai.

5.                 Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius)



Nama lain dari pandan ini adalah Pandanus odorus. Tumbuhan pandan yang tingginya tidak lebih dari 1,5 m dan banyak ditanam oleh orang Melayu untuk mengambil daunnya yang wangi (Purseglove 1972). Daun pandan yang tua panjangnya mencapai 80 –110 cm dan lebar daunnya 6 –8 cm (Selvam 2007). Tumbuhan ini dikembangkan dengan cara dipotong dan tidak pernah berbunga (Purseglove 1972). Jenis pandan ini tidak digunakan
sebagai bahan baku anyaman. Selvam (2007) menyatakan bahwa pandan ini merupakan jenis pandan dengan daun yang beraroma wangi.




Pemanfaatan Daun Pandan

Daun pandan digunakan untuk atap dan untuk membuat tikar, karung, tali, topi, payung, dan benda lain. Daun dipotong, dikeringkan, duri marginalnya di buang dan dibelah menjadi dua untuk menghilangkan tulang daunnya (Purseglove 1972). Selanjutnya Purseglove (1972) menyatakan bahwa sebelum dianyam, daun pandan dipukul agar lemas lalu direndam dalam air, setelah itu dijemur di bawah terik matahari.
Proses pembuatan anyaman pandan adalah dengan cara membelah daun pandan tersebut menjadi dua bagian dengan membuang tulang daunnya. Setelah daun terbelah dua, pinggir daun yang berduri di buang lalu di belah-belah kecil sesuai dengan keinginan kemudian daun dihaluskan dengan sepotong bambu sehingga daun menjadi lemas dan halus, dan terakhir daun di jemur di bawah terik matahari (Widjaja et al 1989)
Daun pandan merupakan daun tunggal duduk dengan pangkal memeluk batang dan biasanya tersusun tiga helai pada batang secara spiral.  Salah satu ciri khas daun pandan adalah menimbulkan bau harum jika diremas remas. Daun pandan pada umumnya digunakan sebagai rempah yang berfungsi untuk memberikan warna hijau pada makanan dan juga dipakai untuk memberikan aroma harum pada makanan.
Karena memiliki aroma wangi yang alami, maka penggunaan daun pandan sebagai pewangi dan pewarna makanan relatif cukup aman dan sangat disarankan daripada memakai pewangi atau pewarna makanan yang mengandung bahan kimia tertentu.
Selain berfungsi dan sangat bermanfaat sebagai pewangi dan atau pewarna makanan, daun pandan ternyata juga memiliki manfaat lain yang tidak kalah pentingnya bagi perawatan kesehatan tubuh manusia, antara lain :
Mengatasi lemah syaraf, Cuci bersih 3 (tiga) lembar daun pandan dan diiris tipis tipis, setelah itu rebus dengan 3 (tiga) gelas air sampai mendidih hingga tersisa sekitar 2 (dua) gelas air, setelah dingin minumlah airnya pagi dan sore.
Mengatasi ketombe, Cuci bersih 2 hingga 5 lembar daun pandan, iris kecil kecil dan ditumbuk sampai halus, gunakan hasil tumbukan daun pandan tersebut untuk diusap usapkan dikulit kepala secara teratur.
Menghitamkan rambut, 7 (tujuh) lembar daun pandan segar di potong potong sama rata lalu direbus dengan segelas air sampai mendidih dan berwarna kehijauan, setelah dingin biarkan air mengembun semalaman dan pagi harinya campurkan dengan air perasan 3 (tiga) buah mengkudu matang. Gunakan air campuran tersebut untuk membasuh rambut tiga kali seminggu secara teratur.
Antirematik dan pegal linu, 3 (tiga) lembar daun pandan segar dicuci bersih dan diiris tipis. Seduh irisan daun dengan setengah cangkir minyak kelapa sambil diaduk secara merata, gunakan sebagai obat gosok setelah ramuan dingin.
Penurun tekanan darah tinggi, Rebus daun pandan dengan air putih dua gelas hingga tersisa sekitar segelas air, minum pagi dan sore hari secara teratur hingga tekanan darah normal kembali.
Penenang alami, 3 (tiga) lembar daun pandan cuci bersih dan diseduh dengan segelas air hangat, tambahkan sedikit madu dan diminum hangat hangat.
Pewangi ruangan, Daun pandan diremas dan dipotong kecil kecil, campurkan dengan air dan gunakan untuk membersihkan ruangan atau lantai hingga ruangan menjadi wangi daun pandan.
Daun pandan biasa tumbuh liar di daerah rawa, tepi sungai dan daerah bersuhu lembap. Banyak juga dari masyarakat sekarang ini membudidayakan daun pandan dengan menanamnya di lahan pekarangan atau di kebun sendiri.
Mengingat banyaknya manfaat yang bisa diambil dari daun pandan, tidak ada salahnya jika mulai sekarang kita mulai mencoba untuk membudidayakan tanaman ini, sehingga sewaktu waktu dibutuhkan kita tinggal memetiknya dikebun belakang rumah, menarik bukan, selain bisa menghemat banyak biaya tentunya kita juga menerapkan go green dalam kehidupan sehari-hari.






Tentang Rayap



Rayap adalah tergolong dalam binatang Arthropoda, kelas Insekta dari Ordo Isoptera yang terdiri atas enam family, yaitu Mastotermitidae, Kalotermitidae, Hodotermitidae, Rhinotermitidae, Serritermitidae, dan Termitidae (Krishna 1969). Rayap merupakan serangga kecil berwarna putih pemakan selulosa yang sangat berbahaya bagi bangunan yang dibangun dengan bahan-bahan yang mengandung selulosa seperti kayu dan produk turunan kayu (papan partikel, papan serat, plywood, blockboard dan laminated board) (Hasan, 1984).
Rayap merupakan serangga social yang hidup dalam suatu koloni dengan pembagian tugas yang efisien. Satu koloni rayap terdiri atas kasta reproduksi (jantan dan ratu) dan non reproduksi (kasta prajurit dan kasta pekerja). Rayap kasta reproduksi berperan dalam pembentukan dan penyebaran koloni. Rayap kasta prajurit bertugas menjaga sarang dan anggota koloni dari hewan-hewan penggangu. Rayap kasta pekerja bertugas dalam merawat telur dan nimfa, membuat dan memelihara sarang serta mencari dan member makan untuk seluruh anggota koloni (Krishna, 1969)
Rayap juga merupakan serangga yang sudah akrab dengan kehidupan manusia. Namun, rayap selalu diidentikan sebagai hama perusak bangunan, perumahan, arsip, buku, tanaman, dan sebagainya. Padahal, pada awalnya rayap merupakan serangga yang berperan sebagai pembersih sampah alam. Saat ini, rayap perusak termasuk serangga yang sangat meresahkan masyarakat karena tingkat serangannya sangat cepat, ganas, dan menimbulkan kerusakan yang cukup parah Hal ini akibat habitat rayap yang terganggu oleh pembangunan yang dilakukan oleh manusia (Nandika, 2003).
Menurut Borror dan De Long (1998), Rayap hidup dalam kelompok sosial dengan sistem kasta yang berkembang sempurna. Dalam koloni terdapat serangga bersayap dan serangga tidak bersayap, ada juga yang hanya mempunyai tonjolan sayap saja. Sayapnya berjumlah dua pasang yang menempel pada bagian toraks dan berbentuk seperti selaput, dengan pertulangan sederhana dan reticulate. Bentuk dan ukuran sayap depan sama dengan sayap belakang, dan oleh karena itilah ordonya dinamakan Isoptera (Iso = sama, petra = sayap).
Rayap adalah serangga-serangga sosial pemakan selulosa yang berukuran sedang, merupakan ordo isoptera, secara efektif kelompok kecil dari serangga yang terdiri kira-kira 1900 jenis di dunia. Bagi masyarakat pengendali hama, pengenalan, biologi dan perilaku (etologi) rayap merupakan pengetahuan essensial, sedangkan bagi masyarakat umum hal ini di samping bermanfaat sebagai penambah pengetahuan untuk menghindari kerugian ekonomis yang ditimbulkan oleh kerusakan terhadap bangunan habitat pemukimannya, karena dengan demikian dapat dilakukan tindakan atau perlakuan khusus untuk mengendalikan hama perusak kayu.
Rayap merupakan salah satu serangga yang berperan penting dalam kerusakan kayu di dunia. Serangga ini merusak kayu dengan cara membuat liang kembara pada kayu dan menjadikannya sebagai tempat tinggal sekaligus sumber nutrisi koloni rayap. Hal ini menyebabkan kayu menjadi keropos dan hancur (Tarumingkeng, 2004).


Menurut Nandika et, al. (2003), C. curvignathus  merupakan rayap tanah yang paling luas seranganya di Indonesia. Klasifikasi rayap tanah C. curvignathus  sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Phylum : Artropoda
 Kelas : Insecta  
Sub-kelas : Pterigota
Ordo : Isoptera
               Family :Rhinotermitidae
               Sub-Family : Coptotermitinae
                    Genus : Coptotermes
                       Spesies : Coptotermes curvignathus

Ciri-ciri Ordo Isoptera
Isoptera berasal dari bahasa Latin adalah iso = sama, pteron = sayap yang berarti Insekta bersayap sama. Ciri-ciri lain yang dimiliki oleh ordo Isoptera adalah sebagai berikut : (Ismantono, 2005).
1)      Tubuh lunak.
2)      Memiliki dua sayap yaitu sayap depan berupa Sayap yang agak menebal seperti kulit
3)      Bersifat hemitabola.
4)      Memiliki dua pasang sayap tipis yang tipe dan ukurannya sama. Toraks berhubungan langsung dengan abdomen yang ukuran lebih besar, merupakanserangga social.
5)      Mengalami metamorfosis tidak sempurna.
6)      Tipe mulut pengunyah.
7)      Cara hidupnya membentuk koloni dengan sistem pembagian tugas tertentu yangdisebut polimorfisme. Pembagian tugas itu adalah raja, ratu dan prajurit atautentara.
8)      Contoh spesies : Helanithermis sp. (rayap). Rayap mengalami 4 kasta meliputi:
a)        Kasta reproduksi pertama, bersayap dan akan ditanggalkan setelah perkawinan.
b)        Kasta reproduksi kedua, dewasa secara seksual tapi dalam bentuk nympha.
c)        Kasta pekerja, tidak bersayap, buta, dan memilki banyak tugas yang berguna untuk memelihara koloni.
d)       Kasta tentara, bersifat steril tidak bersayap, memiliki kepala danmandibula yang besar, serta bertugas menjaga koloni.

Morfologi & Anatomi
Rayap yang ditemukan di daerah tropis jumlah telurnya dapat mencapai ± 36000 sehari bila koloninya sudah berumur ± 5 tahun. Bentuk telur rayap ada yang berupa butiran yang lepas dan ada pula yang berupa kelompok terdiri dari 16-24 butir telur yang melekat satu sama lain. Telur-telur ini berbentuk silinder dengan ukuran panjang yang bervariasi antara 1-1,5 mm (Hasan, 1986).
Nimfa muda akan mengalami pergantian kulit sebanyak 8 kali, sampai kemudian berkembang menjadi kasta pekerja, prajurit dan calon laron (Nandika dkk, 2003).  
Kepala berwarna kuning, antena, labrum, dan pronotum kuning pucat. Bentuk kepala bulat ukuran panjang sedikit lebih besar daripada lebarnya. Antena terdiri dari 15 segmen. Mandibel berbentuk seperti arit dan melengkung diujungnya, batas antara sebelah dalam dari mandibel kanan sama sekali rata. Panjang kepala dengan mandibel 2,46-2,66 mm, panjang mandibel tanpa kepala 1,40-1,44 mm dengan lebar pronotum 1,00-1,03 mm dan panjangnya 0,56 mm, panjang badan 5,5-6 mm. Bagian abdomen ditutupi dengan rambut yang menyerupai duri. Abdomen berwarna putih kekuning-kuningan (Nandika dkk, 2003).
Tubuh Isoptera tersusun oleh :
1. Caput
Prognathous. Mempunyai mata majemuk, kadang-kadang mengecil, mempunyai dua ocellus atau tidak mempunyai. Antena panjang tersusun atas sejumlah segmen, sampai tigapuluh segmen. Tipe mulut penggigit dan pengunyah (Rizali, 1995)
2. Thorax
Mempunyai dua pasangan sayap yang bersifat membran, kedua pasang sayap ini mempunyai bentuk dan ukuran yang sama, pada keadaan istirahat pasangan sayap melipat di bagian dorsal abdomen. Kebanyakan pekerja dan tentara tidak bersayap. Pasangan-pasangan kaki pendek, coxae sangat berkembang, tarsusu terdiri atas empat sampai lima segmen, dengan sepasang ungues (Rizali, 1995)

3.  Abdomen
Tersusun atas sebelas segmen. Sternum segmen abdomen pertama mengecil. Sternum segmen abdomen kesebelas menjadi paraproct. Cercus pendek tersusun atas enam sampai delapan segmen (Rizali, 1995)

Siklus Hidup Isoptera (Rayap)

Telur yang menetas yang menjadi nimfa akan mengalami 5-8 instar. Jumlah telur rayap bervariasi, tergantung kepada jenis dan umur. Saat pertama bertelur betina mengeluarkan 4-15 butir telur. Telur rayap berbentuk silindris, dengan bagian ujung yang membulat yang berwarna putih. Panjang telur bervariasi antara 1-1,5 mm. TelurC.curvignathus akan menetas setelah berumur 8-11 hari. Dalam perkembangan hidupnya berada dalam lingkugan yang sebagian besar diaturdalam koloni dan terisolir dari pengaruh nimfa sesuai dengan kebutuhan koloni. Nimfa-nimfa yang sedang tumbuh dapat diatur menjadi anggota kasta, yang diperlakukan bahwa nasib rayap dewasa an siap terbang dapat diatur (Borror, 1996).
Nimfa muda akan mengalami pergantian kulit sebanyak 8 kali, sampai kemudian berkembang menjadi kasta pekerja, prajurit dan calon laron (Nandika, 2003).
Kasta pekerja jumlahnya jauh lebih besar dari seluruh kasta yang terdapat dalam koloni rayap. Nimfa yang menetas dari telur pertama dari seluruh koloni yang baru akan berkembang menjadi kasta pekerja. Waktu keseluruhan yang dibutuhkan dari keadaan telur sampai dapat bekerja secara efektif sebagai kasta pekerja pada umumnya adalah 6-7 bulan. Umur kasta pekerja dapat mencapai 19-24 bulan. Kasta pekerja berikutnya berbentuk dari nimfa-nimfa yang cukup besar dan mempunyai warna yang lebih gelap dibandingkan denan anggota perbentukan pertama. Kepala dilapisin dengan polisacharida yang disebut chitin dan menebal pada bagian rahangnya. Pada segmen terakhir dari pangkal sterink terdapat alat kelamin yang tidak berkembang dengan sempurna sehingga membuat kasta pekerja ini menjadi mandul (Hasan, 1986).



Struktur Hidup
Rayap merupakan serangga social yang hidup dalam suatu koloni dengan pembagian tugas yang efisien. Satu koloni rayap terdiri atas kasta reproduksi (jantan dan ratu) dan non reproduksi (kasta prajurit dan kasta pekerja). Rayap kasta reproduksi berperan dalam pembentukan dan penyebaran koloni. Rayap kasta prajurit bertugas menjaga sarang dan anggota koloni dari hewan-hewan penggangu. Rayap kasta pekerja bertugas dalam merawat telur dan nimfa, membuat dan memelihara sarang serta mencari dan member makan untuk seluruh anggota koloni (Krishna, 1969).
Seperti  dalam  kehidupan masyarakat, rayap memiliki kelompok-kelompok yang disebut kasta. Masing-masing kasta mempunyai tugas dan peran masing-masing yang dilakukan dengan tekun selama mereka hidup demi untuk mempertahankan kelangsungan hidup mereka. Kasta rayap dibagi menjadi 3 yaitu:
      1. Kasta Reproduksi
Kasta Reproduktif   terdiri  atas individu-individu seksual yaitu rayap betina (yang abdomennya biasanya sangat membesar) yang tugasnya hanya bertelur dan jantan (raja) yang tugasnya membuahi betina. Raja sebenarnya tak sepenting ratu jika dibandingkan dengan lamanya ia bertugas karena dengan sekali kawin, betina dapat menghasikan ribuan telur; dan  sperma dapat disimpan oleh betina dalam kantong khusus untuk itu, sehingga mungkin sekali  tak diperlukan kopulasi berulang-ulang. Jika koloni rayap masih relatif muda biasanya kasta reproduktif berukuran besar sehingga disebut ratu (Ismantono, 2005).
Biasanya ratu dan raja adalah individu pertama pendiri koloni, yaitu  Laron/Alates  sepasang laron yang mulai menjalin  kehidupan bersama sejak penerbangan alata. Pasangan ini disebut reprodukif primer. Jika mereka mati bukan berarti koloni rayap akan berhenti bertumbuh. Koloni akan membentuk “ratu” atau “raja” baru dari individu lain (biasanya dari kasta pekerja) tetapi ukuran abdomen ratu baru tak akan sangat membesar seperti ratu asli. Ratu dan raja baru ini disebut reproduktif suplementer atau neoten. Jadi, dengan membunuh ratu atau raja kita tak perlu sesumbar bahwa koloni rayap akan punah. Bahkan dengan matinya ratu, diduga dapat terbentuk berpuluh-puluh neoten yang menggantikan tugasnya untuk bertelur. Dengan adanya banyak neoten maka jika terjadi bencana yang mengakibatkan sarang rayap terpecah-pecah, maka setiap pecahan sarang dapat membentuk koloni baru (Ismantono, 2005).
2. Kasta Prajurit / Soldier
Kasta ini ditandai dengan bentuk tubuh yang kekar karena penebalan (sklerotisasi) kulitnya agar mampu melawan musuh dalam rangka tugasnya mempertahankan kelangsungan hidup koloninya. Mereka berjalan hilir mudik  di antara para pekerja yang sibuk mencari dan mengangkut makanan. Setiap ada gangguan dapat diteruskan melalui “suara” tertentu sehingga prajurit-prajurit bergegas menuju ke sumber gangguan dan berusaha mengatasinya. Jika terowongan kembara diganggu sehingga terbuka tidak jarang kita saksikan pekerja-pekerja diserang oleh semut sedangkan para prajurit sibuk bertempur melawan semut-semut, walaupun mereka umumnya kalah karena semut lebih lincah bergerak dan menyerang. Tapi karena prajurit rayap biasanya dilengkapi dengan mandibel (rahang) yang berbentuk gunting maka sekali mandibel menjepit musuhnya, biasanya gigitan tidak akan terlepas walaupun prajurit rayap akhirnya mati. Mandibel bertipe gunting (yang bentuknya juga bermacam-macam) umum terdapat di antara  rayap famili Termitidae, kecuali pada Nasutitermes ukuran mandibelnya tidak mencolok tetapi memiliki nasut (yang berarti hidung, dan penampilannya seperti “tusuk”) sebagai alat penyemprot racun bagi musuhnya (Prayogo, 2007).
3. Kasta Pekerja / Worker.
Kasta  ini membentuk sebagian besar koloni rayap. Tidak kurang dari 80 persen populasi dalam koloni merupakan individu-individu  pekerja. Tugasnya melulu hanya bekerja tanpa berhenti hilir mudik di dalam liang-liang kembara dalam rangka mencari makanan dan mengangkutnya ke sarang, membuat terowongan-terowongan, menyuapi dan membersihkan reproduktif dan prajurit, membersihkan telur-telur, dan  membunuh serta memakan rayap-rayap yang tidak produktif lagi (karena sakit, sudah tua atau juga mungkin karena malas), baik reproduktif, prajurit maupun kasta pekerja sendiri
Habitat
Dasar pembangunan sarang ini adalah adanya rangsangan yang mungkin berupa pergerakan udara, bau, cahaya, temperatur dan sebagainya yangberbeda/mengganggu keadaan normal dari lingkungan koloni. PadaZootermopsis dan Reticulitermes, rangsangan direspon dengan menumpukkotoran dan memberikan alarm rayap lain, ini diikuti dengan pembangunansarang. Kemudian akan timbul rangsangan kedua dan seterusnya. Adanya rangsangan-rangsangan ini disebut stigmergie hypothesis yaitu mekanismeperilaku membangun (Susanta, 2007)
Pembuatan sarang rayap tanah dimulai dari bawah membentuk queenchamber yang berbentuk dome, kemudian sarang dikembangkan ke atassecara berlapis-lapis mengikuti bentuk queen chamber (Prayogo, 2007).
Sistem Struktur Pada Sarang Rayap Tanah pada dasarnya sarang tersusun dari bulatan-bulatan yang memilikidimensi dan bentuk yang tidak beraturan (maksudnya bulatan itu tidaksempurna bulatnya) lebih menyerupai crispy pada coklat (Putra, 1994).

Peranan Dan Pengendalian Ordo Isopter (Rayap)

Diseluruh dunia jenis rayap yang telah dikenal ada sekitar 2000 spesies (sekitar 120 spesies merupakan ham) sedangkan lebih kurang dari 20 spesies yang diketahui berperan sebagai hama perusak kayu dan sebagai vektor penyakit pada manusia. Namun, tidak semua serangga bersifat sebagai hama dan perusak bengunan. Kebanyakan serangga seperti jenis rayap juga sangat diperlukan dan berguna bagi manusia. Rayap biasa berperan dalam menjaga daur hidup rantai dan jaring-jaring makanan di suatu ekosistem. Sebagai contoh apabila benthos (larva serangga yang hidup di perairan) jumlahnya sedikit, secara langsung akan mempengaruhi kehidupan ikan dan komunitas hidup organisme lainnya di suatu ekosistem sungai atau danau. Di bidang pertanian, apabila serangga penyerbuk tidak ditemukan maka keberhasilan proses penyerbukan akan terhambat (Tobing, 2007).
Pengendalian rayap hingga saat ini masih mengandalkan penggunaan insektisida kimia (termisida), yang dapat diaplikasikan dalam beberapa cara yaitu melalui penyemprotan, atau pencampuran termisida dalam bentuk serbuk atau granula dengan tanah. Teknik penyuntikan pada bagian pohon atau sistem perakaran tanaman yang terserang atau dengan cara penyiraman disekitar tanaman (Wulandari, 2009).
Racun kuat yang kebanyakan dari kelompok fosfat-organik atau organofosfat dan karbamat kurang dapat mengendalikan populasi rayap karena sifatnya yang tidak tahan lama (non persistent) di lingkungan, walaupun kekuatannya luar biasa. Salah satu contoh fosfat organic yang sering digunakan untuk soil treatment terhadap rayap penyerang bangunan adalah chlorpytifos (Wulandari 2009).
Nematoda Steinernema carpocapsae memiliki efektifitas cukup mengendalikan rayap. Umumnya nematoda Steinernema carpocapsae banyak ditemukan didalam tanah, sehingga diharapkan rayap C. curvignathus yang selalu berhubungan dengan tanah akan dapat dimanfaatkan sebagai agen hayati. Pemberian nematoda dengan jumlah terkecil menimbulkan 38,16% dan dengan jumlah tertinggi menimbulkan mortalitas 60,80%. Pengendalian hama terpadu (PHT) termasuk pengendalian rayap pada kelapa sawit berpedoman pada Undang- undang No.12 tahun 1992 tentang system Budidaya Tanaman, dan dalam sistem tersebut pengendalian hayati dengan memanfaatkan musuh alami hama seperti parasitoid, predator dan pathogen menjadi komponen utama, sedangkan secara kimiawi merupakan alternative terakhir (Wulandari 2009).
Pengumpanan adalah salah satu teknik pengendalian yang ramah lingkungan. Dilakukan dengan menginduksi racun slow action kedalam kayu umpan, dengan air trofalaksinya kayu tersebut dimakan rayap pekerja dan di sebarkan kedalam koloninya. Teknik pengumpanan selain untuk mengendalikan juga dapat digunakan untuk mempelajari keragaman rayap tanah (Wulandari 2009).


Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Top WordPress Themes